Dalam perjalanan yang macet di metropolitan, saya buka FB di BB saya. Saya membaca status dari seorang teman … Is in the middle of doubt… Saya jadi ingat beberapa tahun lalu, pada saat perusahaan tempat saya bekerja sedang dalam proses merger, dimana CEOnya mengatakan “When in doubt… Adapt and Go..”.
Dalam perjalanan karir kita, maupun dalam kehidupan sosial kita, seringkali kita mengalami keadaan seperti ini (in doubt). Keraguan akan apa yang kita yakini dan percayai, seringkali membuat kita tidak bergerak, berada dalam keadaan statis. Hal ini tentu sangat tidak baik, karena banyak kesempatan yang akan terlewatkan.


Perlu barangkali kita samakan penegertian kita mengenai “Adat”. Sebenarnya, ada 2 (dua) hal yang harus kita perlu cermati mengenai adat Batak, yaitu adat formal, yang biasa dapat kita lihat dari pelaksanaan acara adat Batak, mulai dari lahir, besar, menikah, sampai meninggal. Banyak sekali praktek adat Batak yang berkaitan dengan siklus hidup orang Batak. Kalau ada anak lahir, datanglah mertuanya “mamboan aek ni unte”, “pasahat ulos parompa”, paebathon, setelah besar, anak laki-laki biasanya “manulangi tulang”, untuk minta izin mau menikah dengan orang lain, biasanya hanya anak laki-laki yang paling sulung, acara pernikahan, sampai acara yang berkaitan dengan orang yang meninggal. Semua ini adalah merupakan bagian dari adat formal.