Horas ma di hita saluhutna,
Perlu barangkali kita samakan penegertian kita mengenai “Adat”. Sebenarnya, ada 2 (dua) hal yang harus kita perlu cermati mengenai adat Batak, yaitu adat formal, yang biasa dapat kita lihat dari pelaksanaan acara adat Batak, mulai dari lahir, besar, menikah, sampai meninggal. Banyak sekali praktek adat Batak yang berkaitan dengan siklus hidup orang Batak. Kalau ada anak lahir, datanglah mertuanya “mamboan aek ni unte”, “pasahat ulos parompa”, paebathon, setelah besar, anak laki-laki biasanya “manulangi tulang”, untuk minta izin mau menikah dengan orang lain, biasanya hanya anak laki-laki yang paling sulung, acara pernikahan, sampai acara yang berkaitan dengan orang yang meninggal. Semua ini adalah merupakan bagian dari adat formal.
Yang kedua adalah yang disebut dengan adat material. Yang berhubungan dengan adat material adalah sistem nilai yang terkandung di dalam budaya Batak, yang umum kita tahu adalah konsep Dalihan Na Tolu, yaitu Somba marhula-hula, Elek Marboru, manat mardongan tubu, kadang-kadang ditambah lagi satu lagi burju mardongan sahuta. Dalihan na tolu adalah suatu kerangka (framework) yang sangat baik, bagai mana orang Batak berinteraksi dengan lingkungannya, yang kaya dengan sistem nilai yang sangat baik dan dapat bertahan sepanjang zaman. Karena, sistem nilai yang ada di dalamnya sangat universal dengan nilai-nilai religius yang sangat dalam. Akar dari sistem nilai dalihan na tolu adalah kerendahan hati (humble). Bagaimana tidak, seorang orang Batak harus hormat sama hula-hulanya, tanpa syarat. Tidak dikatakan, hormatilah hula-hulamu, kalau dia kaya, punya jabatan, atau baik. Demikian juga, pada saat kita hula-hula, harus elek kepada boru, walaupun dalam tatanan kekerabatan Batak, Boru adalah kelumpok yang dapat kita minta untuk melayani kita (marhobas), tetapi dalam kedudukan kita yang lebih tinggipun kita harus elek. Manat mardongan tubu, juga merupakan satu tatanan interaksi masyarakat Batak kepada keluarga yang semarga yang sangat unik. kenapa dikatakan manat (hati-hati). Dengan dongan sabutuha, sangan jarang didalam umpama/umpasa yang memberikan kita solusi, untuk mendamaikan orang yang sabutuha kalau terjadi konflik diantara mereka. Kalau mar-hula-hula, kita masih bisa membawa makanan kepada hula-hula untuk minta maaf. Demikian juga marboru, kita bisa memberikan ulos untuk minta maaf. Jadi kalau ada orang yang mempertentangkan adat Batak dengan agama, agama apapun, mungkin itu hanyalah ketidak tahuan dari sistem nilai budaya batak itu sendiri.
Banyak juga orang Batak yang memonopoli sifat-sifat buruk yang selalu dikaitkan sebagai HANYA milik orang Batak, yang umum disebut TEAL, LATE, dan ELAT. Tapi kalau kita uji, hampir semua suku bangsa, juga memiliki sifat-sifat ini. Bedanya adalah, orang Batak berani mengakui, bahwa sifat-sifat itupun ada di orang Batak, sedang masyarakat lain tidak berani mengakuinya. Menurut saya ini juga hal yang positif. Sebab dengan mengakuinya (awareness), adalah merupakan langkah awal untuk menghindari, mengurangi atau bahkan mengilangkannya. Kalau kita tidak ada awareness mengenai sifat-sifat yang jelek ini, maka kita akan menganggap hal ini adalh hal yang lumrah, atau “apa boleh buta”.
Adat Batak material yang lainnya, banyak terkandung di dalam umpama/umpasa Batak, dalam milis ini, mungkin bisa kita undang natua-tua kita untuk seskali menjelaskan beberapa umpama/umpasa Batak. Di dalamnya terkandung sistem nilai yang sangat baik.
Dari penjelasan saya disini, adat Batak formal, akan berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Jangankan masalah waktu, yang mengakibatkan dibiasakannya “ulaon sadari”, mungkin pada saatnya nanti, pesta adat Batak bisa dilakukan melalui video conference, tidak harus ada di tempat yang sama. Tapi jangan juga ditiadakan sama sekali. Adat formal Batak adalah laboratorium bagi orang Batak untuk mempraktekkan adat Batak material. Dengan kita mengikuti pesta-pesta/acara adat Batak, maka pemahaman kita akan adat Batak material akan semakin baik.
Adat Batak formal sangat dilandasi oleh satu prinsip “dos ni roha sibaen na saut” (konsensus), tapi adat Batak material adalah suatu kerangka sistem nilai Batak yang membuat budaya Batak lestari.
Boti ma jolo, ba ditambai angka dongan muse.
Mauliate.
(tulisan ini adalah tanggapan saya mengenai diskusi di milis Borsaksirumonggur mengenai topik di atas?
perlu itu adat batak 🙂
Setuju, dua-duanya perlu adat material maupun adat formal
Dalihan na tolu.. Sungguh ide yang brilian. Oh, meskipun aku agak terlambat menyadarinya. Oh ya, sebagai orang muda, saya ingin mengetahui tentang efek dan/atau ‘goal’ yang mungkin diraih dari konsep ‘dalihan natolu’ bagi kaum muda seperti saya di jaman sekarang ini. Apa bapak bisa kasi saya referensi?
Btw, saya sampai disini (terdampar, mungkin) sebenarnya berharap menemukan artikel TI, oh ternyata ada juga tulisan soal ‘KEBATAKAN’. Saya kemudian lebih tertarik pada hal terakhir. Tapi, mengapa cuma ada 4?
kita bicara adat batak, dari kami yang muda2 agar diberikan peran serta yang lebih luas supaya kita mengetahui arti adat batak yang lebih luas, dan natua-tua kita yang mengerti adat batak harusnya mentransformasi ilmunya kepada yang muda2. agar nantinya adat batak tidak hilang tanpa ketahuan rimbanya….terutama bagi anak2 muda yang lahir di tanah jawa mereka tidak terlampau memahami tentang budaya2 batak.
kenapa harus dipelajari adat batak bagi yang muda2? karena nantinya mereka akan menghadapi perkawinan, dimana banyak sekali acara adat batak yang akan dilalui sebelum acara pernikahan, seperti marhusip, martonggoraja, martumpol dll, sehingga nantinya yang muda2 siap memegang tonggak estapet bila yang natua-tua sudah tidak ada.
terima kasih (mauliate)…..tolong diberikan masukanna
Adat batak memang perlu, tapi…
ketika akan menikah….harga Sinamot mahal sekali ..ehehehehe
Turunkan Harga Sinamot!!
Dari Badan LITBANG Borsak Sirumonggur Saportibi (sebagai laporan kepada Ketua Umum Borsak Sirumonggur Saportibi).
BorsakSirumonggur Bandung Raya akan melakukan sosialisasi tentang Borsak Sirumonggur Saportibi yang telah dideklarasikan. Sosialisasi akan dilaksanakan melalui Arisan Wilayah dan juga arisan.
Selain itu Borsak Sirumonggur Bandung Raya Akan membentuk Tim LITBANG untuk area kerja se-Bandung Raya. Bagi Daerah di Jawa Barat dihimbau untuk bergabung dgn Bandung Raya (sangat diharapkan masukan dan saran-sarannya)
Rapat pembentukan Tim LITBANG utk area kerja se-Bandung Raya direncanakan pada tgl 18 Juli 2008.
Sesuai dengan diskusi antara Badan LITBANG dengan Pengurus Borsak Sirumonggur se-Bandung Raya, maka saat ini sedang diririt (dipinang) tenaga-tenaga muda dan Naposo Bulung Borsak Sirumonggur untuk menjadi pemikir dan sekaligus pelaku terhadap kemajuan dan kesejahteraan Pomparan Borsak Sirumonggur se-Bandung Raya di Bidang: Pendidikan, Koperasi, Kewirausahaan/ Usaha Mikro dan pelesatarian Budaya. Dgn tujuan untuk menciptakan Tugu Na mangolu (Tugu yang hidup, sehingga Marga na metmet gabe marlapatan di portibion/ Marga kecil menjadi berarti di dunia; arahan : Prof.P.T.D Sihombing, Spd; M.Sc.)
Pada rapat tgl 18 Juli 2008 nanti, akan dicalonkan (utk diusulkan kpd Ketua Umum), yaitu : Sekretaris Badan LITBANG; Personalia Badan LITBANG area Bandung Raya di Bidang : Pendidikan, Koperasi, Kewirausahaan/ Usaha Mikro dan Sosial Budaya.
Pengurus Borsak Sirumonggur se-Bandung Raya juga setuju untuk menyesuaikan Organisasinya dgn rencana pembentukan Tim LITBANG ini. Dengan maksud agar Rekomendasi dari Tim LITBANG tersebut dapat dilaksanakan oleh Pengurus Borsak Sirumonggur se-Bandung Raya.
Dihimbau kepada para Pengurus Borsak Sirumonggur di seluruh Wilayah Indonesia agar dapat memberikan masukan/saran kepada Badan LITBANG atau mengusulkan/ TIM LITBANG di Wilayah/Daerah dgn prioritas Bidang : Pendidikan, Koperasi, Kewirausahaan/Usaha Mikro dan Sosial Budaya, disesuaikan dengan potensi Wilayah/ Daerah setempat.
Mengenai Organisasi Tim LITBANG Wilayah/ Daerah pada waktunya akan diputuskan oleh Pengurus Pusat Parsadaan Borsak Sirumonggur Saportibi.
Sesuai arahan Ketua Umum Parsadaan Borsak Sirumonggur Saportibi, maka Program Prioritas dan Pertama yang akan dilaksanakan oleh Borsak Sirumonggur Sapotibi, adalah membentuk “Perguruan Tinggi Borsak Sirumonggur” Yaitu : Mempertemukan Pomparan Borsak Sirumonggur yang “Brilian” tapi “Kurang Mampu” dengan donatur/Orang Tua Asuh yang bersedia mendukung dana agar pomparan Borsak Sirumonggur yg brilian tersebut dapat melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi yang sesuai.
Demikian sedikit info, diharapkan masukan/ saran dari Pomparan Borsak Sirumonggur na diluat portibi on, khususnya di Indonesia.
Untuk informasi pembentukan Borsak Sirumonggur Saportibi, khususnya mengenai Visi dan Misi dapat menghubungi utusan Daerahnya yang ikut Rapat Pembentukan Borsak Sirumonggur Sapotibi tgl 26 s/d 28 Juni 2008di Jakarta.
Utk sementara usulan atau saran-saran dapat di alamatkan ke :Patar Sihombing Email :bosdatang@yahoo.co.id
atau via SMS ke 0811 23 27 87.
Mauliate godang, horas jala gabe ma di hita saluhutna.
Hebat kali alamat emailnya Patar Sihombing ini ate. “Bos datang” Nomor piga ma nuaeng baeon. Alai mudah-mudahan ma i holan dialamat email ate. dan tentunya hanya sekedar nunjukin “parlawak do au kedan” dan gampang diingat.. saluut.
Apakah adat batak itu perlu?
Menurut saya adat batak itu sifatnya tidak boleh memaksa dan boleh untuk tidak dilakukan karena adat batak tersebut adalah buatan manusia yang ada unsur kesalahan dan adat batak itu adalah ciptaan manusia batak jaman dahulu sebelum mengenal Tuhan Yesus.
Mengapa orang batak generasi I (yang lahir sejak tanggal kemerdekaan RI) menyebut bahwa adat batak itu tidak bertentangan dengan Tuhan?
Jika memang tidak bertentangan dengan Tuhan kenapa orang batak generasi I masih menjelek-jelekkan dan marah kepada orang yang tidak melaksanakan adat (hurang maradat) walaupun sudah ada acara kebaktian doa? Bukankah hal itu berarti adat adalah nomor 1 dan Tuhan adalah nomor 2 ?
Apakah para manusia batak paradat ini sebenarnya adalah manusia-menusia munafik yang menomorsatukan adat dan mendewakan adat batak di atas Tuhan dan pura-pura menyebut nama Tuhan Yesus padahal kalau tidak ada adat maka dia marah-marah/tersinggung/sedih ?
Itu yang namanya percaya, mengerti dan taat kepada firman Tuhan ?
Jaman purbakala manusia tidak pakai baju apakah berarti jaman sekarang tidak pakai baju juga? Jaman dahulu adat batak dilaksanakan karena belum mengenal Tuhan, dan sekarang telah mengenal Tuhan tapi kenapa adat masih dipaksakan ?
Apakah adat batak membawa para manusia batak paradat ke surga atau ke neraka ?
Saya mohon kepada semua orang batak yang masih menginginkan adanya kebenaran firman Tuhan ditegakkan, mari bersatu untuk melawan adat batak yang sebenarnya secara sosial dipaksakan.
Terima kasih Tuhan Yesus Kristus.
horas tu sasudena…
adat itu perlu, baik formal ataupun materil. hanya saja sampai skang sudah terjadi akulturasi, termasuk tentang pakaian, makanan, sistem kepercayaan, dll. memang ini terjadi seiring perkembangan jaman.
sepengatahuanku, adat batak yang ada saat ini tidak memaksakan. sistem adat yang ada saat ini dibuat/dipertahankan justru agar kita semua saling mengasihi dan mengormati, jadi janganlah pula dibilang seolah-olah sistem adat batak sekrang bertentangan dengan ajaran Tuhan.
yang harus kita ingat bersama, adat/budaya itu berkembang.
untuk saudara “Pencerah”, aku ingin berdiskusi denganmu dabah atas komentarmu diatas. dan maunya diforum terbuka misalnya Facebook.
kalau bisa kirim pesan kesini, sr_joel@yahoo.com,
fbku : http://www.facebook.com/profile.php?id=1355791871
biar kubuatkan forum diskusinya. siapa tau “sang pencerah” ininya yg betul.
mari lestarikan budaya kita..
Horas jala gabe..
Muncul Saragi
Selama masih ada orang batak, maka adat batak mutlak adanya 🙂